Hal
yang mungkin lebih baik untuk dijadikan perhatian semua orang khususnya kader
AIPI Indonesia adalah bagaimana mengembalikan arah gerak AIPI Indonesia sesuai
dengan Landasan perjuangannya
yaitu mampu menjadi inisiator terbentuknya sebuah masyarakat yang penuh dengan
keadilan dan persaudaraan dalam bingkai kemuliaan Islam.
Upaya
membangun masyarakat yang ideal seperti itu haruslah terlebih dahulu dimulai
dari mempersiapkan individu-individu yang berkarakter kuat dengan kapasistas
ilmu yang mumpuni. Melalui individu-individu inilah harapan masyarakat bisa
diarahkan dan diberikan pencerahan dalam memandang esensi diri dalam sebuah
realitas kehidupan yang pada akhirnya membawa manusia kepada fitrahnya sebagai
seorang hamba yang taat dan paham peran dan fungsi di dalam masyarakat.
AIPI
Indonesia dalam posisinya sebagai organisasi kader dan perjuangan, harus terus
membina segenap manusia agar memastikan tugas keumatan itu suatu saat bisa
diinisiasi oleh kader-kader AIPI Indonesia. Namun pertanyaan yang kemudian
timbul adalah sejauh mana seorang kader mampu memahami hakikat kader dan
perjuangan itu? Sudahkah kader-kader AIPI Indonesia menerapkannya? Kedua
pertanyaan ini sebenarnya tidaklah sulit untuk dijawab seandainya setiap kader
membaca dan mengkaji isi pedomannya terutama Khittah Perjuangan.
Karena
di dalam langkah Perjuangan AIPI Indonesia telah dijabarkan pengertian hakekat
kader dan perjuangan secara jelas. Kader AIPI Indonesia dimaknai sebagai sebuah
upaya peningkatan kualitas anggota-anggotanya dengan memberikan pemahaman
ajaran dan nilai kebenaran Islam secarah penuh hikmah, kesabaran dan kasih
sayang. perkaderan tersebut meliputi pembinaan sikap serta penambahan
pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan kader AIPI Indonesia tampil
sebagai sosok Pemimpin
Cerdas yang Allah utus di
muka bumi. Sedangkan hakekat perjuangan AIPI Indonesia adalah kesungguhan
melaksanakan ajaran Islam pada kehidupan masyarakat secara bertahap dan
konsisten di seluruh aspek dan entitasnya.
Sehingga,
jika merujuk pada penjabaran langkah Perjuangan di atas maka perkaderan
bukanlah hanya kegiatan Madrasah Ilmiah 1, MI 2, MI 3 saja, atau
kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat formal belaka. Tetapi lebih pada persoalan bagaimana mendidik. Baik
mendidik diri sendiri maupun mendidik sesama anggota.
Menjalankan
perkaderan sama persis seperti menjalankan sistem pendidikan, ada sistem, ada
pihak yang berfungsi sebagai orang yang mendidik/guru dan ada pihak yang
sebagai orang yang dididik/murid. Dalam posisi inilah sebenarnya kader-kader
memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat luar biasa untuk senantiasa
mengawal sistem tersebut agar dapat berjalan dengan baik.
Imam
Ghazali dalam kitabnya ‘Ihya Ulumuddin’ menggambarkan sosok seorang guru itu
harus memperlihatkan kebaikan, simpati dan bahkan empati kepada muridnya serta
memperlakukan mereka laksana anaknya sendiri. Penjabaran hakikat perkaderan di
dalam langkah Perjuangan AIPI Indonesia sama persis dengan yang
disampaikan oleh Imam Ghazali tersebut.
Karena,
hanya dengan sistem dan pemahaman secara penuh hikmah, kesabaran dan kasih
sayang sajalah setiap kader mampu menangkap apa sebenarnya nilai yang
diperjuangkan AIPI Indonesia. Semua itu tidak akan bisa dilakukan dengan sikap
keras. Kerena menurut Ibnu Khaldun sikap keras dalam pendidikan dapat berakibat
buruk bagi murid. Barangsiapa yang tumbuh dengan kondisi pemaksaan dan
penindasan maka hal itu dapat membuatnya menjadi orang keras dan berkepribadian
sempit, kurang giat dan tidak bisa tumbuh dengan baik. Hal ini juga akan
membuatnya tidak jujur dengan memperlihatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan
apa yang ada dalam hati mereka karena khawatir mendapatkan penganiayaan.
Tetapi,
sungguh sangat ironis peran pengkaderan yang cukup vital itu terkadang
tidak mampu berfungsi dengan optimal, karena tidak ada yang mau menjadi sosok
panutan. Madrasah Ilmiah 2 ini menuntut sebuah pilihan sadar dan ikhlas dalam
membangun sebuah peradaban baru.
Akhirnya,
melalui momentum ini, kita harus mulai merefleksikan apa yang sedang terjadi
dengan gerakan yang sama-sama kita cintai ini, sehingga kedepan kita mampu
bersama-sama kembali membawa kemuliaan Islam hadir di tengah-tengah masyarakat
tanpa harus takut untuk dicap sebagai fundamentalis, sehingga lahirlah
masyarakat yang mumpuni, yang berkualitas dan diridhoi Allah.
http://www.4shared.com/rar/H5EfjHyG/Proposal_AIPI_Indonesia_2013.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
anda sopan kami pun bersambut